Pelajaran 3

Perbandingan Dompet MPC dengan Pendekatan Tradisional

Setelah menelaah prinsip kriptografi threshold dan mekanisme kerja dompet MPC, penting untuk memahami keduanya dalam konteks perbandingan dengan pendekatan lama dalam penyimpanan aset digital. Metode tradisional seperti pemulihan melalui seed phrase, hardware wallet, dan multisignature telah menjadi fondasi utama dalam menjaga keamanan aset kripto. Setiap metode menawarkan keunggulan dan kekurangan yang memengaruhi tingkat penerimaan baik di kalangan individu maupun institusi. Bagian ini menyajikan perspektif perbandingan, menjelaskan perbedaan sistem berbasis MPC dengan model-model terdahulu, alasan mengapa sistem ini unggul dalam situasi tertentu, serta tantangan yang masih perlu diatasi. Dengan demikian, bagian ini menyoroti berbagai trade-off yang muncul dalam perkembangan teknologi dompet.

Seed Phrase dan Model Kunci Tunggal

Model keamanan dompet digital paling awal, yang hingga kini masih paling luas digunakan, mengandalkan pembuatan kunci privat beserta frasa pemulihannya (seed phrase). Pendekatan ini memberikan kontrol penuh kepada pengguna—penguasaan atas seed phrase berarti kendali total atas dana yang terhubung. Kelebihannya terletak pada kemudahan penggunaan; pengguna dapat memulihkan dompet cukup dengan memasukkan frasa ke berbagai perangkat lunak maupun perangkat keras yang kompatibel. Namun, kesederhanaan ini sekaligus menciptakan kerentanan yang sangat tinggi. Jika seed phrase hilang, pengguna kehilangan akses selamanya terhadap aset mereka. Sebaliknya, jika frasa jatuh ke tangan orang lain, pihak tersebut memperoleh kendali penuh atas dana. Model ini dengan demikian menghadirkan otonomi mutlak sekaligus kerapuhan ekstrem.

Bagi pengguna individu, seed phrase menjadi beban risiko yang besar karena penyimpanan aman membutuhkan upaya fisik yang sering kali tidak praktis. Menulis frasa di kertas berisiko dicuri, terbakar, atau rusak kena air. Penyimpanan digital membuatnya rentan terhadap serangan malware dan phishing. Untuk institusi, model seed phrase benar-benar tidak memadai karena menjadikan satu titik kegagalan sebagai pusat kekuasaan kustodian. Sepatutnya sekuat apa pun prosedur operasional, jika satu orang mendapatkan akses ke seed phrase, seluruh kontrol tata kelola dapat runtuh. Dalam konteks ini, desain dompet MPC yang terdistribusi dan berbasis threshold menjadi solusi revolusioner atas kerentanan sistem kunci tunggal.

Dompet Perangkat Keras

Dompet perangkat keras hadir sebagai solusi atas kelemahan model kunci tunggal dengan mengisolasi kunci privat dalam perangkat khusus. Perangkat ini dirancang agar kunci privat tidak pernah tersimpan di komputer umum, sehingga memperkecil risiko serangan malware dan eksploitasi jarak jauh. Melalui keharusan interaksi fisik, seperti menekan tombol perangkat untuk mengotorisasi transaksi, dompet perangkat keras menambah lapisan keamanan nyata. Solusi ini menjadi pilihan utama pengguna ritel yang membutuhkan perlindungan maksimal atas aset jangka panjang.

Meskipun menawarkan peningkatan keamanan, dompet perangkat keras tetap tak lepas dari keterbatasan utama: keberadaan satu kunci privat. Sekuat apa pun pengamanan perangkat, kebutuhan cadangan seed phrase tetap mengembalikan risiko awal. Selain itu, pencurian fisik atau kerusakan perangkat menimbulkan ancaman signifikan. Bagi institusi, dompet perangkat keras sulit diterapkan dalam skala besar karena pendistribusian perangkat ke banyak pihak dan pengelolaan cadangan yang aman sangat rumit. Teknologi MPC mengatasi limitasi ini dengan membagi kunci menjadi beberapa bagian, sehingga menghilangkan ketergantungan pada satu kunci yang tak dapat dihindari oleh solusi perangkat keras.

Dompet Multisignature

Dompet multisignature (multisig) berkembang sebagai alternatif unggulan model kunci tunggal, khususnya untuk institusi. Dalam pengaturan multisig, validitas transaksi menuntut otorisasi dari beberapa kunci privat sekaligus. Salah satu konfigurasi populer, misalnya, adalah 2 dari 3 pihak harus menandatangani tiap transaksi. Pola ini membagi otoritas dan menurunkan risiko kebocoran data akibat kompromi pada satu kunci. Selain itu, multisig menghadirkan tata kelola: aturan penandatanganan bisa diatur sesuai kebutuhan transaksi yang berbeda-beda.

Kekuatan utama multisig adalah penegakan aturan secara on-chain; persyaratan multi-tanda tangan tertanam dalam blockchain sehingga transaksi tidak dapat melanggar kebijakan yang dibuat. Namun, keterbukaan ini juga menjadi titik lemah: transaksi multisig mudah diidentifikasi di blockchain, sehingga struktur tata kelola terekspos ke publik dan privasi berkurang. Biaya transaksi pun meningkat karena tiap tanda tangan harus tercatat di blockchain. Selain itu, implementasi multisig hanya berlaku di satu blockchain; konfigurasi di satu jaringan tidak otomatis dapat diterapkan di jaringan lain tanpa perubahan. Keterbatasan portabilitas ini membatasi keluwesan multisig di ekosistem multi-blockchain.

Dompet MPC Dibandingkan Multisig

Dompet MPC (Multi-Party Computation) menawarkan distribusi kontrol layaknya multisig, namun sekaligus mengatasi banyak kekurangannya. Dengan menghasilkan satu tanda tangan standar melalui komputasi kolektif, MPC menjamin transaksi tidak dapat dibedakan dari transaksi ber-kunci tunggal. Ini menjaga privasi karena pihak luar tidak bisa mengidentifikasi berapa banyak peserta atau struktur tata kelola di balik dompet. Biaya juga lebih efisien karena hanya satu tanda tangan yang perlu dicatat di blockchain—berapapun jumlah pihak yang terlibat. Selain itu, MPC bersifat protokol-agnostik. Karena menghasilkan tanda tangan standar, teknologi ini bisa digunakan lintas blockchain tanpa perlu dukungan multisig bawaan.

Koordinasi MPC yang dilakukan off-chain juga menghadirkan keleluasaan. Kebijakan tata kelola dapat diubah atau disesuaikan tanpa perlu merombak konfigurasi on-chain. Sebagai contoh, suatu perusahaan dapat mengubah batas minimal tanda tangan atau menambah peserta tanpa migrasi dana maupun perubahan kontrak blockchain. Fleksibilitas inilah yang membuat MPC sangat relevan untuk organisasi dinamis dengan struktur dan kebijakan yang sering berubah. Sebaliknya, multisig kerap memerlukan redeployment dan migrasi dana setiap kali kebijakan berubah, sehingga menambah beban operasional dan risiko.

Adopsi Institusi dan Tata Kelola

Perbedaan antara teknologi MPC dan model konvensional semakin jelas di tingkat institusi. Seed phrase dan dompet perangkat keras tidak cocok untuk organisasi yang membutuhkan pembagian otoritas, tata kelola ketat, dan keamanan auditable. Multisig sebagian menjawab tantangan tersebut, namun transparansi, biaya tinggi, serta keterbatasan portabilitas menghambat adopsi luas. Sebagai solusinya, dompet MPC menyediakan landasan keamanan yang langsung terintegrasi dengan tata kelola berbasis kriptografi. Institusi dapat merancang kebijakan yang menuntut persetujuan kuorum, pemisahan geografis kepemilikan kunci, maupun hak akses berbasis peran—semua tanpa terekspos di blockchain publik.

Dari sisi operasional, dompet MPC juga mendukung kesinambungan bisnis. Jika satu peserta kehilangan bagiannya, sistem tetap dapat berjalan selama ambang minimal tetap tercapai. Fitur refresh rutin memungkinkan institusi melakukan rotasi bagian kunci untuk menjaga ketahanan jangka panjang. Seluruh keunggulan ini sejalan dengan kerangka kepatuhan dan manajemen risiko regulator, auditor, hingga lembaga keuangan besar, sehingga menjadikan MPC semakin menjadi model utama kustodian institusional di Indonesia.

Pernyataan Formal
* Investasi Kripto melibatkan risiko besar. Lanjutkan dengan hati-hati. Kursus ini tidak dimaksudkan sebagai nasihat investasi.
* Kursus ini dibuat oleh penulis yang telah bergabung dengan Gate Learn. Setiap opini yang dibagikan oleh penulis tidak mewakili Gate Learn.